From this Moment...

Daisypath Anniversary tickers

April 14, 2010

Setahun Kemarin..(Pengajian, Siraman, Midodareni)

Nah sekarang saatnya melupakan sedikit kesedihan karena hal-hal yang saya ceritain di postingan sebelumnya! Seperti kata Jeng Tya, dont worry be happy..dont be stress!
Yup...postingan ini memang spesial menjelang 1st anniversary kami^_^. Hanya sekedar bernostalgia aja, buat mengingat momen setahun kemarin...*Jiyaaa...narsis!*. Seharusnya pengajian, siraman dan midodareni ini baru diposting lusa tanggal 16 April 2010 karena memang waktu itu dilaksanakan tanggal 16 April 2009. Tapi berhubung lusa saya ini dinas ke Jogjakarta, ya marilah kita posting sebelumnya aja, hihihihi.... Gini ya rangkaian ceritanya..hari Rabu tanggal 15 April 2009 rangkaian acara pernikahan kami sudah dimulai dengan pengajian yang diadakan bersama anak-anak yatim. Pengajian ini hanya diadakan di rumah saya saja yang kebetulan deket sama panti asuhan. Setelah itu, Kamis paginya tanggal 16 April 2009, pembukaan perdana rangkaian acara pernikahan dimulai yang ditandai dengan pemasangan bleketepe (semacam papan anyaman janur yang dipasang di gerbang rumah beserta pemasangan macem2 tanaman,umbi2an, pisang raja, dll). Dalam adat Jawa pemasangan bleketepe ini menandakan kalau si empunya rumah bakalan punya hajat...dan sekumpulan padi, tanam2an, umbi2an dan pisang raja itu menandakan kesuburan dan kemakmuran (yang didoakan akan selalu menyertai si empunya rumah dan orang yang dihajatkan). Begini niy gambarnya...

Udah dipasing bleketepe, siangnya dimulailah acara pengajian. Pengajian ini mengundang majelis taklim ibu2 deket rumah. Di pengajian ini saya dan mama juga ikut mengaji. Maksudnya ya biar kami semua bisa memohon pertobatan kepada Allah dan memohon ridho Allah dalam rangka pelaksanaan rangkaian acara pernikahan...dan yang terpenting adalah memohon ridho Allah supaya pernikahan kami kelak menjadi pernikahan yang barokah, langgeng dunia-akhirat, amin. Selesei pengajian lanjut deh ke siraman. Ya ampuuunnn, suwer deh baru sekali aku diguyur air jam 3 sore dengan matahari yang masih kincrong gitu! Semoga aja ga panuan, hehehe (*mitos kalo siang-siang mandi bisa panuan udah keburu tertanam di alam bawah sadar saya*).

Siraman ini di laksanakan di halaman depan rumah saya. Ow ya, Mas Anto juga siraman lho....tapi di tempat terpisah. Siraman Mas Anto dilakukan di rumah Pak De Tam di Siaga. Di acara siraman saya, ada 9 orang yang nyiramin. Saya agak lupa siapa aja yang nyiramin, tapi yang pasti siy mama-bapak, eyang2, dan Ibu periasnya juga! Air buat siraman ini diambil dari 7 sumber yang berbeda *entah apa maknanya*) dan dicampur sama kembang setaman. Sebelumnya air ini juga disertakan dalam acara pengajian kami sebelumnya (*hmmm...mungkin biar airnya berkah juga kali yah*). Udah gitu dicampur dan diaduk deh airnya sama mama-bapak. Biar aku ga kedinginan (*dan ga panuan, hehehe..*), airnya dicampur sama air panas, biar anget!

Sebelum siraman dilakukan, saya sungkem dulu sama mama-bapak, minta maaf atas segala kesalahan dan bersiap untuk menyucikan diri lewat siraman. Hwaaa....di acara sungkeman ini saya bener2 nangis kejer, sampe maskara di mata meleber kemana-mana, hehehe...Untung si Ibu perias dan Bapak MC nya udah nyiapin segepok tisu buat ngelap air mata saya. Hmmm...jadi malu sama tamu2^_^. Nah, begitu aksi siram menyiram ini selesai dilanjutin sama aksi suap2 an! Di acara ini, aku disuapin sama mama n bapak. Suapan ini melambangkan suapan terakhir dari kedua orangtua. Bukan terakhir dalam arti kata yang sebenernya lho yah...tapi terakhir maksudnya, abis gini kan tanggung jawab pengasuhan saya udah beralhih ke suami, bukan lagi ke orang tua. Kalo diliat dari maknanya, berat banget yah. Huhuhu..sedih. Pasti berat buat kedua orang tua saya melepas tanggung jawab berat itu ke suami saya...Bagaimanapun hampir 27 tahun mereka berkorban jiwa dan raga (*lebay*) buat mengasuh putri bungsunya ini. Sebisa mereka, mereka mencukupi kebutuhan sandang-pangan-papan-dan pendidikan untuk saya. Saatnya "buah" yang sudah matang ini untuk dipetik oleh orang lain. Hiksss...saya aja sampe saat ini masih suka mewek kalo inget makna itu. Tapi ya sudahlah, ga perlu sedih berlebihan..toh saya dan orang tua saya percaya, saya sudah diserahkan kepada orang yang hebat dan terpercaya! Hehehe...Mas Anto, please jgn ke-GR-an yah! Selesei acara suap2 ini, selesei juga acara pengajian dan siramannya. Ntar malam dilanjutkan dengan acara midodareni. Di malam midodareni ini, saya mah cuman dipingit aja di dalem kamar...sedangkan di luar terjadi "kerusuhan" perkenalan secara resmi keluarga saya dan keluarga Mas Anto. Karena saya dipingit di dalam, saya ga tau persis apa yang tejadi, tapi intinya siy penyambutan dan penerimaan Mas Anto beserta keluarga besarnya menjadi keluarga besar saya juga. Kan emang itu makna pernikahan. Nah di malam midodareni ini juga, diserahkan beberapa seserahan top-to-toe sebagai pelambang bentuk tanggung jawab maeriil calon suami kepada calon istrinya. Sekedar sharing sedikit, isi dari seserahan ini udah lama kami kumpulkan lho....nyicil bowk! soalnya mana mampu kalo harus beli sekaligus dalam 1 waktu..bisa bokek bin kering niy kantong, hehehe. Sampe sekarang masih ada lho benda seserahan itu yang belum aku pake! Biar masih bisa jadi kenang-kenangan...heheh....

Di malem midodareni ini Mas Anto menerima Catur Wedha, yaitu nasihat keidupan yang diberikan oleh orang tua saya kepada kami. Naskah catur wedha ini dibuat dalam 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Nasihat orang tua ini dibuat sendiri oleh bapak saya, yang intinya kami sebagai suami istri harus selalu mengayomi, kasih mengasihi, dan selalu eling bahwa kami ini makhluk fana yang harus selalu ingat sama Allah, berbuat baik pada sesama dan berbakti pada orang tua. Sekali lagi...nasihat dan amanat yang beat^_^. Mas Anto tuh yang nerima naskahnya dari Bapak..so dia yang paling berat! (*hahaha...istri tak mau susah*). Trus berhubung aku dan Mas Anto juga blm boleh makan selama acara berlangsung, (*karena kasian, heheh*) Mas Anto diberikan segelas air putih yang langsung diminumkan oleh mama...Hmmm..seger!

Nah, berhubung ada kakak laki-laki saya yang belum menikah, makanya di malam ini juga sekalian dilaksanakan upacra langkahan. Ini upacara bener2 antik deh, cos melibatkan sebuah tongkat yang ujungnya dikasih ayam bakar! Wkwkwkw...saya dan Mas Uut sempet ngakak dan ogah megangnya! Bis lucu aja gitu kaya uka-uka,.....tapi karena (*sekali lagi*) sarat makna, maka kami jalanin juga akhirnya. Di upacara langkahan ini saya digandeng Mas Uut harus melangkahi 2 baskom/kendi yang besisi air bunga sambil membawa si tongkat itu tadi. Ini katanya pelambang bahwa Mas Uut siap menuntun adeknya mengarugi dunia (dengan segala tantangannya) dan tert=bang tinggi bagaikan burung! (*lha, pan diujung tongkat itu ayam bakar bukan burung bakar?!?!*) heheheh.... Bis gitu tak lupa juga saya sungkem ke Mas Uut, meminta maaf sekaligus meminta izin untuk menikah duluan dan saya juga (*pastinya*) memberikan "pelangkah" buat "syarat" melangkahi kakak. Nah benda pelangkahnya ini rahasiaaa...^_^.

Begitulah...tepat jam 9 malam, acara malam midodareni selesei. Keluarga besar Mas Anto pamitan pulang...dan sayapun boleh makan malam!! Horaaayyy. Kami harus siap2 bangun subuh lagi besok pagi untuk acara intinya: akad nikah. ^_^

No comments:

Post a Comment